Halaman

Kamis, 28 November 2019

Teknik Reportase







BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kehadiran media massa di tengah perkembangan Ilmu dan teknologi semakin terasa penting. Informasi yang disajikan kepada khalayak pun harus semakin cepat dan tepat. Ketidaktepatan informasi yang sampai kepada khalayak akan menimbulkan ketidakpercayaan khalayak terhadap media massa tersebut dan ketidak tepatan menyampaikan informasi akan mengurangi kepercayaan pembaca. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, menuntut kita sebagai manusia untuk memperoleh pengetahuan yang luas dengan memilih segala bentuk informasi penting melalui dari berbagai media. Reportase merupakan salah satu sumber informasi yang dianggap penting untuk di konsumsi. Selain itu, untuk memeperoleh informasi yang akurat, maka reportase lah solusinya. Berangkat dari permasalahan di atas, perlu kiranya kita mengkaji tentang reportase yang kami mulai dari pengertian sampai teknik penulisan reportase yang baik.   
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertian Reportase?
2.    Apa Saja Teknik Reportase?
3.    Apa Perbedaan Teknik Reportase?
C.  Tujuan
A.  Menjelaskan Pengertian Reportase
B.  Menyebutkan Teknik Reportase
C.  Membedakan Teknik Reportase



BAB II
PEMBAHASAN 

A.  Pengertian Reportase
Sebagian orang mengatakan bahwa reportase bukanlah sebuah berita karena bukan merupakan suatu peristiwa, kejadian, atau kenyataan yang baru yaitu laporan suatu keadaan atau “laporan perkembangan” suatu kejadianReportase lebih cenderung seperti kelanjutan berita (news coubtiuity) atau berita tindak lanjut (follow up news).
Berdasarkan pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa reportase (report) adalah suatu laporan mengenai keterangan lanjutan atas suatu kejaddian yang sudah banyak diketahui secara luas. Menurut Djawoto dalam bukunya Djurnalistik dan Praktek (1959) keterangan lanjutan (talking point) sangat diperlukan dan penting untuk diketahui oleh khalayak luas. Biasanya menjadi bagian dari berita yang sangat dinantikan. Misalnya, perkembangan berita tentang hilangnya pesawat terbang Adam Air atau terbakarnya KMP lavina 1 di lepas pantai Kepulauan Seibu Jakarta. 
Menurut berbagai sumber resmi misalnya, terbakarnya Lavina 1 bersumber dari muatan truk yang berisi bahan kimia, bahan kimia tersebut kemudian terbakar. Itulah yang menyebabkan kapal penumpang itu terbakar dan menelan banyak korban jiwa. Tentu saja keterangan ini tidak memuaskan pembaca, pembaca ingin mengatahui lebih detail berita tersebut.
 Persoalan-persoalan seseperti bagaimana nasib korban yang menjadi korban atau masalah santunan belum juga tuntas, jawaban atas pertanyaan tersebut tentu ‘menarik’ bagi para pembaca dan laporan dari inilah yang disebut dengan reportase, jadi diperlukan adanya pendalaman masalah dan kelanjutan suatu peristiwa. Dalam dunia jurnalisme elektronik (radio dan televisi) berita ini biasanya didapat dengan merekam keterangan-keterangan dari berbagai narasumber mengenai suatu kejadian. Selain untuk memberi warna hal tersebut juga bertujuan mengupas lebih dalam suatu masalah atau peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan.
Namun seperti yang sudah disinggung sebelumnya, berita baru layak disebut sebagi berita bila dilaporkan. Berdasarkan pernyataan ini sebagian orang mengatakan bahwa berita itu adalah laporan (news is report), dengan kata lain adalah laporan suatu peristiwa yang baru saja terjai (ingat bahwa salah satu syarat berita adalah timelines) dari sudut pandang ini reportase dilihat sebagai sesuatu yang bukan berita tidak selamanya report berarti news. Berdasarkan pemahaman tersebut reportase itu diartikan sebagai laporan atas sesuatu yang lebih luas dari sekedar berita.[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Reportase adalah sebuah pelaporan atau pemberitaan, dikatakan juga sebagai teknik yang diajarkan pada wartawan agar bisa melaporkan kejadian berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan.[2]
Menurut Kamus Inggris – Indonesia, arti atau padanan dari Reportase adalah melaporkan, memberi laporan, dan memberitakan.[3]
Merujuk pada Wikipedia, Pemberitaan atau Reportase adalah laporan lengkap berupa pemberitaan penyelidikan yang merupakan pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/kecenderungan, yang mungkin terjadi pada masa mendatang.[4]
Reportase adalah kegiatan jurnalistik dalam meliput langsung peristiwa atau kejadian di lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Di sini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga memberikan tambahan informasi yang ada relevansinya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.[5]
Reportase adalah laporan tentang suatu peristiwa yang ditulis untuk dimuat atau disiarkan media massa, diperdagangkan melalui radio, dan ditayangkan melalui televisi[6]
Menurut pemahaman sederhana yang kami ambil tentang Reportase adalah sebuah kegiatan Jurnalistik yang bertujuan untuk mendapatkan informasi untuk dilaporkan atau diberitakan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui kebenaran dan fakta akan satu hal. Bentuknya bisa berupa tulisan, laporan suara seorang reporter, atau pun sebuah Video yang di dalamnya reporter menjelaskan informasi tentang satu hal.
B.  Teknik Reportase
Dalam Reportase ada 3 teknik yang biasa dipakai untuk mengumpulkan informasi.
1.    Observasi
          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Observasi adalah peninjauan secara cermat, mengawasi dengan teliti atau mengamati.[7]
Merujuk pada Wikipedia, Pengamatan atau Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.[8]
Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap suatu objek yang ada di lingkungan yang sedang berlangsung meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap kajian objek dengan menggunakan pengindraan.[9]
Kelebihan Observasi
a.    Dapat mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian itu berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
b.    Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat berkomunikasi secara verbal ataupun tidak.
Kelemahan Observasi
a.    Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
b.    Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, tidak dapat dilakukan secara langsung.
c.    Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
2.    Riset Data
Riset Data terdiri dari dua kata yaitu Riset dan Data.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Riset adalah penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik.[10]
Data adalah keterangan yang benar dan nyata atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan)[11]
Jadi Riset Data adalah Data Penelitian yang berati segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.[12]
3.    Wawancara
Wawancara adalah suatu proses yang diharuskan penafsiran dan penyesuaian terus menerus. Wawancara adalah salah satu cara untuk mencari fakta dengan meminjam indera sebuah peristiwa, mengutip pendapat atau opini narasumber. Kunci wawancara yang baik, kata Mike Fancher, wartawan Seattle Times, “adalah memungkinkan narasumber mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan, bukan memikirkan apa yang mau dikatakan.”
Teknik wawancara belum lazim digunakan sampai akhir abad ke-19. Ketika untuk pertama kalinya sebuah wawancara disajikan sebagai suatu karya jurnalistik oleh James Gordon Bannet pada tahun 1836, semua surat kabar mencemoohkannya sebagi merendahkan jurnalisme karena katanya hanya memuat bualan. Pada abad ke 20 justru bisa dikatakan, puncak pencapaian karya jurnalistik yang hebat banyak dihasilkan dari wawancara, dimlai dari James Reston sampai Bob Woodward dan Carl Bernstein. Abad ke-20 dikatakan sebagai era interview journalism, jurnalisme wawancara, dan itu berlanjut samapi sekrang, abad ke-21.
Hampir tak ada satu pun jenis pekerjaan wartawan yang dilakukan tanpa mewawancarai seseorang untuk diminta jasa atau bantuannya melengkapi informasi guna dipakai sebagai bahan tulisannya. Dengan kata lain seseunggugnya wawancara itu telah menjadi tulang punggung pekerjaan seorang wartawan.[13]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi. Atau tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan. Atau tanya jawab peneliti dengan narasumber.[14]
Merujuk pada Wikipedia, Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.[15]
Wawancara adalah proses antara pewawancara (Interviewer) dengan yang diwawancarai (Interviewee) melalui komunikasi langsung atau dapat juga dikatakan sebagai proses percakapan tatap muka (face to face) antara interviewer dengan interviewee dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu aspek yang dinilai dan telah dirancang sebelumnya kepada yang diwawancarai.[16]
Menurut Arikunto, wawancara merupakan dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber.
Kelebihan
a.   Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
b.   Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
c.   Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
d.   Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
Kekurangan
a.   proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
b.   Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
c.   Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan rmai.
d.   Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
C.  Perbedaan
Teknik Reportase
Perbedaan
Observasi
Dilakukan dengan cara meninjau secara cermat, mengawasi dengan teliti atau mengamati dan mengumpulkan data / fakta di lokasi
Riset Data
Dilakukan dengan cara mencari referensi yang relevan terkait dengan  berita yang akan ditulis
Wawancara
Dilakukan dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan kepada narasumber



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Menurut pemahaman sederhana yang kami ambil tentang Reportase adalah sebuah kegiatan Jurnalistik yang bertujuan untuk mendapatkan informasi untuk dilaporkan atau diberitakan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui kebenaran dan fakta akan satu hal. Bentuknya bisa berupa tulisan, laporan suara seorang reporter, atau pun sebuah Video yang di dalamnya reporter menjelaskan informasi tentang satu hal.
Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap suatu objek yang ada di lingkungan yang sedang berlangsung meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap kajian objek dengan menggunakan pengindraan
Riset Data merupakan  Data Penelitian yang berati segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi
Wawancara merupakan dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber.


DAFTAR PUSTAKA

A. Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian : Dasar-Dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang : UNP Press.
A.S. Hornby - E.C.Parnwell dan Siswoyo. Kamus Inggris –Indonesia. Indira
Abdullah, Yanuar. 2000. Dasar-Dasar Kewartawanan. Padang : Angkasa Raya
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Barus Sedia Willing. 2010. Jurnalistik : Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta : Erlangga
Hikmat dan Purnama, Kusmumaningrat. 2012. Jurnalitik : Teori dan Praktik. Bandung : Remaja Rosdakarya
Yurnaldi. 2007. Kiat Praktis Jurnalistik. Padang : Angkasa Raya
https://kbbi.web.id/reportase



[1] Barus Sedia Willing. 2010. Jurnalistik : Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta : Erlangga
[2] https://kbbi.web.id/reportase
[3] A.S. Hornby - E.C.Parnwell dan Siswoyo. Kamus Inggris –Indonesia. Indira
[5] Yurnaldi. 2007. Kiat Praktis Jurnalistik. Padang : Angkasa Raya
[6] Abdullah, Yanuar. 2000. Dasar-Dasar Kewartawanan. Padang : Angkasa Raya
[7] https://kbbi.web.id/observasi
[9] Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
[10] https://kbbi.web.id/riset
[11] https://kbbi.web.id/data
[12] Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
[13] Hikmat dan Purnama, Kusmumaningrat. 2012. Jurnalitik : Teori dan Praktik. Bandung : Remaja Rosdakarya
[14] https://kbbi.web.id/wawancara
[16] A. Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian : Dasar-Dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang : UNP Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang sopan dan jangan buang waktu untuk melakukan spam. Terima kasih.