Halaman

Kamis, 28 November 2019

Pers dan Jurnalistik


BAB II
ISTILAH PERS, PRINSIP DAN FUNGSINYA

A.    Istilah Pers dan Jurnalistik
1.      Pengertian Pers
Istilah pers atau press berasal dari Bahasa Latin pressus yang artinya adalah tekanan, tertekan, terhimpit, padat. Pers dalam kosa kata Indonesia berasal dari bahasa Belanda yang mempunyai arti sama dengan bahasa Inggris press, sebagai sebutan untuk alat cetak. Keberadaan pers dari terjemahan ini pada umumnya adalah sebagai media penghimpit atau penekan dalam masyarakat. Makna lebih tegasnya adalah dalam fungsinya sebagai kontrol sosial.[1] Sementara itu, dalam Efendi dalam bukunya menyatakan bahwa pers mengandung dua arti, yakni pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Dalam arti sempit, pers hanya menunjuk pada media cetak berkala seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. Sedangkan pers dalam arti luas tidak hanya menunjuk pada media cetak saja, melainkan juga mencakup media elektronik auditif dan media elektronik audio-visual berkala, yakni radio, televisi, film, dan media online internet. Pers dalam arti luas disebut media massa. Berlandaskan penuturan di atas, dapat dipahami bahwa pers adalah sebuah lembaga sosial yang menyangkut kegiatan komunikasi massa yang dilakukan melalui media massa berkala, baik cetak, elektronik, maupun online.[2]
2.      Pengertian jurnalistik
Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat menyatakan bahwa jurnalistik atau journalisme berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau biasa juga berarti surat kabar. Journal berasal dari Bahasa Latin dijurnalis, artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.[3] Sementara itu  dalam pendapat lain mendefinisikan jurnalistik yaitu seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya. Indah dalam hal ini yaitu dapat dinikmati sehingga bisa mengubah sikap, sifat, pendapat, tingkah laku khalayak.[4] Sumadiria dalam bukunya menuturkan bahwa jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka dapat dipahami bahwa jurnalistik bukan pers atau media massa. Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik. Secara teknis, jurnalistik adalah rangkaian kegiatan mulai dari mencari sebuah informasi, mengumpulkan, hingga menyebarluaskannya melalui media berkala kepada khalayak.[5]
B.     Prinsip-prinsip jurnalistik
Prinsip jurnalistik pers adalah prinsip jurnalisme yang dirumuskan oleh Bill Kovach dan Tom Rossenstiel yang disebut “sembilan elemen jurnalisme”. Kesembilan elemen tersebut sebagai berikut.[6]:
1.      Kewajiban pertama jurnalisme adalah kebenaran
2.      Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga
3.      Intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi
4.      Wartawan harus menjaga independensi terhadap sumber berita
5.      Wartawan harus menjadi pemantau kekuasaan
6.      Jurnalisme harus menyediakan forum kritik dan komentar public
7.      Wartawan harus membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan
8.      Wartawan harus menyiarkan berita-berita secara komprehensif dan proporsional
9.      Wartawan harus diperbolehkan mengikuti nurani mereka.
C.    Fungsi dan tujuan jurnalistik
1.      Fungsi jurnalistik
Pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti fungsi jurnalistik.. Effendy menyebutkan bahwa fungsi lembaga pers adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.[7] Fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Fungsi Menyiarkan Informasi
Menyiarkan informasi adalah fungsi surat kabar yang pertama dan utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini: mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain, dan lain sebagainya.
b.      Fungsi Mendidik
Fungsi kedua dari surat kabar ialah mendidik. Sebagai sarana pendidikan massa, surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini dapat dilakukan baik secara eksplisit ataupun implisit.
c.       Fungsi Menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel-artikel yang berbobot. Maksud pemuatan isi yang mengandung hiburan, semata-mata untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah para pembaca dihidangi berita dan artikel yang berat-berat.
d.      Fungsi Mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implisit terdapat pada berita. Sedangkan fungsi mempengaruhi secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel.



DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchana. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Ishwara, Luwi. 2007. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2012. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumadiria, AS Haris. 2014. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suhandang, Kostadi. 2004. Pengantar Jurnalistik. Bandung: Nuansa.
Wahidin, Samsul. 2011. Hukum Pers. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


[1] Wahidin. 2011. Hukum Pers. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 35
[2] Effendy. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hal. 90
[3] Kusumaningrat, dan Purnama Kusumaningrat. 2012. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 15
[4] Suhandang. 2004. Pengantar Jurnalistik. Bandung: Nuansa. Hal. 13
[5] Sumadiria. 2014. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 2
[6] Ishwara. 2007. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Hal. 14
[7] Ibid. hal. 93-95

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang sopan dan jangan buang waktu untuk melakukan spam. Terima kasih.