BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Apabila kita mengkaji tentang wawncara, tentunya kita
akan membahas tentang proses tanya jawab. Bukan hanya itu saja, wawancara
sendiri memiliki makna yang penting yakni suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menggali informasi dari narasumber. Kegiatan wawancara yang dilakukan bukan
hanya untuk mendapatkan informasi semata, melainkan juga dapat menguji mental
kita untuk bertanya dengan orang lain, apalagi bukan orang yang kita kenal.
Di dunia jurnalistik, wawancara merupakan suatu modal
utama bagi jurnalis untuk mendapatkan informasi. Informasi yang kita dapatkan
dari hasil wawancara nantinya dapat kita ubah menjadi suatu narasi agar
penyampaiannya kepada khalayak dapat dimengerti. Mengingat bahwa wawancara itu
penting untuk menggali informasi, maka oleh karena itu kami mengangkat judul
pada makalah ini “ Teknik Wawancara”.
B.
Rumusan
Masalah
2.
Hal apa saja
yang harus diperhatikan selama wawancara?
3.
Apa saja Bentuk-bentuk
dalam Wawancara?
4.
Tujuan Wawancara Berita
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
Persyaratan dalam wawancara Berita
2.
Untuk
mengetahui Hal apa saja yang harus diperhatikan selama wawancara
3.
Untuk
mengetahui Apa saja Bentuk-bentuk dalam
Wawancara
4.
Untuk
mengetahui Tujuan
Wawancara Berita
BAB II
PEMBAHASAN
- Teknik Wawancara Berita
Wawancara adalah kegiatan tanya-jawab yang dilakukan
reporter atau wartawan dengan narasumber untuk memperoleh informasi menarik dan
penting yang diingingkan. Informasi yang menarik dan penting itu kemudian
diolah untuk dijadikan berita. Seperti ditegaskan Newsom dan Wollert dalam Media Writing, News For The Mass Media,
wawancara merupakan alat utama dalam proses pengumpulan bahan berita(interviews are basic tool of news
gathering).[1] Dengan
wawancara, reporter atau wartawan akan dapat meggali informasi sebanyak dan
sedalam mungkin dari nara sumber.
Untuk mencapai hasil seperti itu, tentu saja diperlukan
pengetahuan serta kemampuan dasar dan reporter atau wartawan dalam proses
wawancara. Ia harus memahami maksud dan tujuan wawancara, serta dapat menata
dengan baik organisasi wawancara.
1. Persyaratan
Wawancara Berita
Menurut
Jonathan wawancara yang baik harus memenuhi delapan persyaratan;
a. Mempunyai tujuan yang jelas
Setiap
wawancara senatiasa
didasari tujuan yang sudah drencanakan.
b. Efisien
Wawancara
terasa efisien apabila berhasil mengungkpkan tujuan pokok wawancara yang ingin
dicapai dalam waktu ringkas, sehingga khlayak dengan segera mendaptkan
unformasi yang diperlukan.
c. Menyenangkan
Lakukan
proses wawancara yang bebas dari pola “tekanan” yang merupakan ciri introgasi.
d. Mengandalkan persiapan dan riset
awal
Wawancara
tanpa riset awal untuk memperoleh data latar belakang pengetahuan wawancara,
sama lemahnya dengan atlit yang bertanding tanpa persiapan matang. Persiapan
diawalli dengan penentuan topik, untuk menguasai topik yang menjadi materi
wawancara, maka pewawancara mutlak menguasai topik tersebut. Tujuannya supaya
pewawancara mampu membuat pertanyaan yang baik karena memahami masalah.
Penguasaan pewawancara terhadap materi akan menimbulkan rasa hormat dari sumber
yang diwawancarai, sehingga wawancara akan berjalan sebagaimana yang
diharapkan.
e. Melibatkan kepentingan khalayak
Maksudnya
khalayak tidak asing dengan topik yang sedang dibicarakan dalam wawancara.
Dalam pengertian lain, pewawancara berhasil mewakili kepentingan khalayak untuk
memperoleh kepastian
f. Menimbulkan spontanitas
Wawancara
yang baik sanggup memunculkan jawaban dan suasana spontan.
g. Pewancara berfungsi sebagai
pengendali
Wawancara
akan menarik apabila pewawancara tetap berfungsi sebagai pengendali acara.
h. Mampu mengembangkan logika
Karena
wawancara dimaksudkan untuk menggali fakta dan opini, maka sebuah wawancara
akan menarik apabila mampu mengedepankan logika.[2]
.
2. Hal yang
Harus Diperhatikan Selama Wawancara
Jurnalis, reporter atau wartawan, dituntut untuk mengetahui
dan menguasai banyak hal, tetapi tetap dalam koridor normatif
jurnalistik.sebagai contoh, seperti diingatkan seorang wartawan senior salah
satu surat kabar termuka ibu kota, ketika tiba waktunya untuk mengadakan
wawancara, maka seorang jurnalis harus bisa;
a. Menjaga suasana
Menjaga
suasana ini sangat penting dalampelaksanaan agar hal-hal yang ingin kita
peroleh dapat kita gali dari orang yangbersangkutan.
b. Bersikap wajar
Dalam
melaksanakan wawancara, kadang-kadang kita berhadapan dengan orang yang sangat
pandai, tetapi tidak jarang pula kita menghadapi orang yang bodoh. Apabila
berhadapan dengan orang yang pandai, kita tidak perlu merasa rendah diri atau
merasa bodoh, sebaliknya apabila kita hadapi orang yang bodoh, kita harus dapat
mengarahkannya tanpa harus mengguruinya.
c. Memelihara situasi
Sebagai
orang yang sedang berupaya mendapatkan informasi atau pendapat, kita tidak
boleh terjebak ke dalam situasi perdebatan dengan orang yang sedang kita
wawancarai.
d. Tangkas dalam menarik kesimpilan
Menyimpulkan
pokok-pokok persoalan disampaiakan dengan tepat. Sebab dengan kesimpulan yang
tepat kita dapat melanjutkan wawancara secara lancar.
e. Menjaga pokok persoalan
Menjaga
pokok persoalan sangat penting dalam wawancara, supaya apa yang kita inginkan
dari awawancara tersebut bisa kita dapatkan dan kita bisa menggali informasi
sebanyak mungkin.
f. Kritis
Sikap
ini perlu dimiliki setiap wartawan agar ia mendapatkan informasi terinci dan
selegkap-lengkapnya.
g. Sopan santun
Hal-hal
praktis yang berkaitan dengan sopan santun dalam mengadakan wawancara dapat
kita uraikan sebagai berikut;
1) Jangan gusar apabila orang yang akan
kita wawancarai menolak dengan alasan sibuk.
2) Untuk membuat perjanjian kita bisa
menelpon atau mendatanginya langsung ke rumah atau kantornya.
3) Jangan datang terlambat pada saat
akan melakukan wawancara
4) Jangan salah mengeja nama orang yang
kita wawancarai
5) Jangan lupa membawa peralatan tulis
6) Sebutkan alasan melakukan wawancara
dengan tempat kerja kita, sehingga orang yang kita wawancarai mengerti betul
maksud wawancara itu
7) Jangan janjikan kepada orang yang
diwawancarai bahwa hasil wawancara pasti
dimuat.
3.
Bentuk-bentuk
Wawancara
Sebagai
salah satu kegiatan yang dilakukan wartawan atau reporter untuk memperoleh informasi
menarik dan penting dari narasumber. Wawancara memiliki beberapa bentuk, baik
dilihat dari tujuannya maupun caranya. Bentuk-bentuk wawancara yang sering
dilakukan oleh wartawan atau reporter ialah[3]:
1)
Factual News
Interview
Wawancara jenis
ini bertujuan memperoleh komentar atau pendapat seorang ahli atau seseorang
yang berkompeten tentang suatu masalah. Misalnya, Wawancara dengan seorang
dokter hewan tentang penyebaran wabah penyakit flu burung yang cenderung
disebarkan melalui hewan ungags dan babi.
2)
Feature
Personality Interview
Wawancara
jenis ini bertujuan menonjolkan pribadi seseorang, baik itu seorang tokoh
maupun pelaku utama dari sebuah peristiwa besar. Misalnya, wawancara dengan
sumanto yang mempunyai hobi makan daging manusia (kanibalis). Dengan
mewawancarainya, wartawan ingin tahu banyak siapa sebetulnya sumanto itu.
3)
Wawancara
melalui telepon
Wawancara
melalui telepon dianggap langkah paling mudah ketika wartawan hendak
mendapatkan informasi dari sumber berita secara tepat. Wawancara ini dilakukan
mewawancarai sumber berita yang jauh untuk dijangkau, yang sangat sibuk atau
tidak punya waktu untuk bertemu (tatap muka) serta untuk keperluan informasi
yang sangat penting dan mendesak, misalnya mengonfirmasi pihak kepolisian,
rumah sakit, atau pemadam kebakaran. Namun demikian, wawancara via telepon juga
mengandung beberapa kelemahan, dintaranya:
a)
Wartawan
menjadi terbatas mengenal lebih dekat dengan sumber-sumber berita.
b)
Wawncara bisa
terputus jika tiba-tiba hubungan telepon terputus. Karena gangguan teknis.
Seperti baterai handphone melemah atau sinyal yang buruk.
4)
Wawancara
Langsung atau Tatap muka
Dibandingkan
wawancara via telepon, wawancara langsung atau tatap muka lebih memungkinkan
wartawan mendapatkan informasi yang lebih luas dan mendalam. Karena wawancara
langsung bisa dilakukan pada waktu yang lebih lama dan tidak tergesa-gesa.
Wawancara langsung dilakukan untuk keperluan pendalaman informasi mengenai
suatu hal atau ingin mengungkap tentang sosok sumber berita yang diwawancarai.
Sumber-sumber berita yang bisa dijangkau dan tidak terlalu sibuk, bisa dijumpai
dan diwawancarai langsung.
4. Tujuan
Wawancara Berita
Wawancara megandung tiga dimensi: sebagai ilmu, seni dan
keterampilan. Sebagai ilmu, kita mempelajarinya dari bangku perkuliahan di
kampus, pelatihan-pelatihan jurnalistik dan dari buku-buku. Sebagai seni, kita
mengembangkan sikap kreatif melalui sentuhan-sentuhan perasaan kejiwaan kita
dan kepiawaian untuk bisa masuk suasana nara sumber. Sebagai keterampilan,
wawancara hanya dapat dikuasai dengan cara terus mempraktikkannya di lapangan.
Menurut
Jonathan dilihat dari segi tujuannya, wawancara dapat dibedakan atas;
a. Wawancara faktual
Wawancara
jenis ini dilakukan untuk menggali, mencari, dan mengumpulkan fakta-fakta.
b. Wawancara riset pendapat
Wawancara
jenis ini terutama dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa sebenarnya yang sedang menjadi perhatian, pemikiran dan
pendapat nara sumber.
c. Wawancara penegasan kredibilitas
nara sumber
Wawancara
jenis ini dimaksudkan untuk menguji kesahihan(validitas) sbuah informasi yang
berkembang dalam masyarakat. Untuk keperluan itu, jurnalis mewawancarai pakar
atau orang yang ahli dan kompeten
dibidangnya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari bab
pembahasan tadi, maka dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan informasi yang akurat dari
narasumber yang dianggap terpercaya. Dalam melakukan wawancara pewawancara haruslah bersikap
sopan dan tidak boleh menyinggung jawaban narasumber. Agar wawancara kita
berhasil maka haruslah kita mengetahui topik yang sedang dibicarakan dan
buatlah pertanyaan tentang bagian yang tidak jelas yang termasuk dalam kategori
topik yang dibahas.
Menyajikan
hasil wawancara dapat berupa pertanyaan yang diselingi oleh jawaban dari
narasumber. Untuk mempublikasikan hasil wawancara agar masyarakat mengetahui
dan paham atas hasil wawancara, maka dari susunan pertanyaan tadi agar diubah
dalam bentuk narasi.
Bentuk-bentuk
wawancara ada 4:
1.
Factual News
Interview
2.
Feature
Personality Interview
3.
Wawancara
melalui telepon
4.
Wawancara
Langsung atau Tatap muka
DAFTAR
PUSTAKA
Sumadiria,
Haris, 2017, Jurnalistik Indonesia,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Zaenuddin,
2011, The Journalist, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang sopan dan jangan buang waktu untuk melakukan spam. Terima kasih.