Halaman

Rabu, 27 November 2019

Teknik Wawancara


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Apabila kita mengkaji tentang wawncara, tentunya kita akan membahas tentang proses tanya jawab. Bukan hanya itu saja, wawancara sendiri memiliki makna yang penting yakni suatu kegiatan yang dilakukan untuk menggali informasi dari narasumber. Kegiatan wawancara yang dilakukan bukan hanya untuk mendapatkan informasi semata, melainkan juga dapat menguji mental kita untuk bertanya dengan orang lain, apalagi bukan orang yang kita kenal.
Di dunia jurnalistik, wawancara merupakan suatu modal utama bagi jurnalis untuk mendapatkan informasi. Informasi yang kita dapatkan dari hasil wawancara nantinya dapat kita ubah menjadi suatu narasi agar penyampaiannya kepada khalayak dapat dimengerti. Mengingat bahwa wawancara itu penting untuk menggali informasi, maka oleh karena itu kami mengangkat judul pada makalah ini “ Teknik Wawancara”.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja Persyaratan dalam wawancara Berita?
2.      Hal apa saja yang harus diperhatikan selama wawancara?
3.      Apa saja Bentuk-bentuk dalam Wawancara?
4.      Tujuan Wawancara Berita
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui Persyaratan dalam wawancara Berita
2.      Untuk mengetahui Hal apa saja yang harus diperhatikan selama wawancara
3.      Untuk mengetahui  Apa saja Bentuk-bentuk dalam Wawancara
4.      Untuk mengetahui Tujuan Wawancara Berita



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Teknik Wawancara Berita
Wawancara adalah kegiatan tanya-jawab yang dilakukan reporter atau wartawan dengan narasumber untuk memperoleh informasi menarik dan penting yang diingingkan. Informasi yang menarik dan penting itu kemudian diolah untuk dijadikan berita. Seperti ditegaskan Newsom dan Wollert dalam Media Writing, News For The Mass Media, wawancara merupakan alat utama dalam proses pengumpulan bahan berita(interviews are basic tool of news gathering).[1] Dengan wawancara, reporter atau wartawan akan dapat meggali informasi sebanyak dan sedalam mungkin dari nara sumber.
Untuk mencapai hasil seperti itu, tentu saja diperlukan pengetahuan serta kemampuan dasar dan reporter atau wartawan dalam proses wawancara. Ia harus memahami maksud dan tujuan wawancara, serta dapat menata dengan baik organisasi wawancara.
1.      Persyaratan Wawancara Berita
Menurut Jonathan wawancara yang baik harus memenuhi delapan persyaratan;
a.       Mempunyai tujuan yang jelas
Setiap wawancara senatiasa didasari tujuan yang sudah drencanakan.
b.      Efisien
Wawancara terasa efisien apabila berhasil mengungkpkan tujuan pokok wawancara yang ingin dicapai dalam waktu ringkas, sehingga khlayak dengan segera mendaptkan unformasi yang diperlukan.
c.       Menyenangkan
Lakukan proses wawancara yang bebas dari pola “tekanan” yang merupakan ciri introgasi.
d.      Mengandalkan persiapan dan riset awal
Wawancara tanpa riset awal untuk memperoleh data latar belakang pengetahuan wawancara, sama lemahnya dengan atlit yang bertanding tanpa persiapan matang. Persiapan diawalli dengan penentuan topik, untuk menguasai topik yang menjadi materi wawancara, maka pewawancara mutlak menguasai topik tersebut. Tujuannya supaya pewawancara mampu membuat pertanyaan yang baik karena memahami masalah. Penguasaan pewawancara terhadap materi akan menimbulkan rasa hormat dari sumber yang diwawancarai, sehingga wawancara akan berjalan sebagaimana yang diharapkan.
e.       Melibatkan kepentingan khalayak
Maksudnya khalayak tidak asing dengan topik yang sedang dibicarakan dalam wawancara. Dalam pengertian lain, pewawancara berhasil mewakili kepentingan khalayak untuk memperoleh kepastian
f.       Menimbulkan spontanitas
Wawancara yang baik sanggup memunculkan jawaban dan suasana spontan.
g.      Pewancara berfungsi sebagai pengendali
Wawancara akan menarik apabila pewawancara tetap berfungsi sebagai pengendali acara.
h.      Mampu mengembangkan logika
Karena wawancara dimaksudkan untuk menggali fakta dan opini, maka sebuah wawancara akan menarik apabila mampu mengedepankan logika.[2]
.
2.      Hal yang Harus Diperhatikan Selama Wawancara
Jurnalis, reporter atau wartawan, dituntut untuk mengetahui dan menguasai banyak hal, tetapi tetap dalam koridor normatif jurnalistik.sebagai contoh, seperti diingatkan seorang wartawan senior salah satu surat kabar termuka ibu kota, ketika tiba waktunya untuk mengadakan wawancara, maka seorang jurnalis harus bisa;
a.       Menjaga suasana
Menjaga suasana ini sangat penting dalampelaksanaan agar hal-hal yang ingin kita peroleh dapat kita gali dari orang yangbersangkutan.
b.      Bersikap wajar
Dalam melaksanakan wawancara, kadang-kadang kita berhadapan dengan orang yang sangat pandai, tetapi tidak jarang pula kita menghadapi orang yang bodoh. Apabila berhadapan dengan orang yang pandai, kita tidak perlu merasa rendah diri atau merasa bodoh, sebaliknya apabila kita hadapi orang yang bodoh, kita harus dapat mengarahkannya tanpa harus mengguruinya.
c.       Memelihara situasi
Sebagai orang yang sedang berupaya mendapatkan informasi atau pendapat, kita tidak boleh terjebak ke dalam situasi perdebatan dengan orang yang sedang kita wawancarai.
d.      Tangkas dalam menarik kesimpilan
Menyimpulkan pokok-pokok persoalan disampaiakan dengan tepat. Sebab dengan kesimpulan yang tepat kita dapat melanjutkan wawancara secara lancar.
e.       Menjaga pokok persoalan
Menjaga pokok persoalan sangat penting dalam wawancara, supaya apa yang kita inginkan dari awawancara tersebut bisa kita dapatkan dan kita bisa menggali informasi sebanyak mungkin.
f.       Kritis
Sikap ini perlu dimiliki setiap wartawan agar ia mendapatkan informasi terinci dan selegkap-lengkapnya.
g.      Sopan santun
Hal-hal praktis yang berkaitan dengan sopan santun dalam mengadakan wawancara dapat kita uraikan sebagai berikut;
1)      Jangan gusar apabila orang yang akan kita wawancarai menolak dengan alasan sibuk.
2)      Untuk membuat perjanjian kita bisa menelpon atau mendatanginya langsung ke rumah atau kantornya.
3)      Jangan datang terlambat pada saat akan melakukan wawancara
4)      Jangan salah mengeja nama orang yang kita wawancarai
5)      Jangan lupa membawa peralatan tulis
6)      Sebutkan alasan melakukan wawancara dengan tempat kerja kita, sehingga orang yang kita wawancarai mengerti betul maksud wawancara itu
7)      Jangan janjikan kepada orang yang diwawancarai bahwa  hasil wawancara pasti dimuat.
3.      Bentuk-bentuk Wawancara
Sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan wartawan atau reporter untuk memperoleh informasi menarik dan penting dari narasumber. Wawancara memiliki beberapa bentuk, baik dilihat dari tujuannya maupun caranya. Bentuk-bentuk wawancara yang sering dilakukan oleh wartawan atau reporter ialah[3]:
1)      Factual News Interview
Wawancara jenis ini bertujuan memperoleh komentar atau pendapat seorang ahli atau seseorang yang berkompeten tentang suatu masalah. Misalnya, Wawancara dengan seorang dokter hewan tentang penyebaran wabah penyakit flu burung yang cenderung disebarkan melalui hewan ungags dan babi.
2)      Feature Personality Interview
Wawancara jenis ini bertujuan menonjolkan pribadi seseorang, baik itu seorang tokoh maupun pelaku utama dari sebuah peristiwa besar. Misalnya, wawancara dengan sumanto yang mempunyai hobi makan daging manusia (kanibalis). Dengan mewawancarainya, wartawan ingin tahu banyak siapa sebetulnya sumanto itu.
3)      Wawancara melalui telepon
Wawancara melalui telepon dianggap langkah paling mudah ketika wartawan hendak mendapatkan informasi dari sumber berita secara tepat. Wawancara ini dilakukan mewawancarai sumber berita yang jauh untuk dijangkau, yang sangat sibuk atau tidak punya waktu untuk bertemu (tatap muka) serta untuk keperluan informasi yang sangat penting dan mendesak, misalnya mengonfirmasi pihak kepolisian, rumah sakit, atau pemadam kebakaran. Namun demikian, wawancara via telepon juga mengandung beberapa kelemahan, dintaranya:
a)      Wartawan menjadi terbatas mengenal lebih dekat dengan sumber-sumber berita.
b)      Wawncara bisa terputus jika tiba-tiba hubungan telepon terputus. Karena gangguan teknis. Seperti baterai handphone melemah atau sinyal yang buruk.
4)      Wawancara Langsung atau Tatap muka
Dibandingkan wawancara via telepon, wawancara langsung atau tatap muka lebih memungkinkan wartawan mendapatkan informasi yang lebih luas dan mendalam. Karena wawancara langsung bisa dilakukan pada waktu yang lebih lama dan tidak tergesa-gesa. Wawancara langsung dilakukan untuk keperluan pendalaman informasi mengenai suatu hal atau ingin mengungkap tentang sosok sumber berita yang diwawancarai. Sumber-sumber berita yang bisa dijangkau dan tidak terlalu sibuk, bisa dijumpai dan diwawancarai langsung.
4.      Tujuan Wawancara Berita
Wawancara megandung tiga dimensi: sebagai ilmu, seni dan keterampilan. Sebagai ilmu, kita mempelajarinya dari bangku perkuliahan di kampus, pelatihan-pelatihan jurnalistik dan dari buku-buku. Sebagai seni, kita mengembangkan sikap kreatif melalui sentuhan-sentuhan perasaan kejiwaan kita dan kepiawaian untuk bisa masuk suasana nara sumber. Sebagai keterampilan, wawancara hanya dapat dikuasai dengan cara terus mempraktikkannya di lapangan.
Menurut Jonathan dilihat dari segi tujuannya, wawancara dapat dibedakan atas;
a.       Wawancara faktual
Wawancara jenis ini dilakukan untuk menggali, mencari, dan mengumpulkan fakta-fakta.
b.      Wawancara riset pendapat
Wawancara jenis ini terutama dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa sebenarnya  yang sedang menjadi perhatian, pemikiran dan pendapat nara sumber.
c.       Wawancara penegasan kredibilitas nara sumber
Wawancara jenis ini dimaksudkan untuk menguji kesahihan(validitas) sbuah informasi yang berkembang dalam masyarakat. Untuk keperluan itu, jurnalis mewawancarai pakar atau orang yang ahli dan kompeten  dibidangnya. 



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari bab pembahasan tadi, maka dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber yang dianggap terpercaya. Dalam melakukan wawancara pewawancara haruslah bersikap sopan dan tidak boleh menyinggung jawaban narasumber. Agar wawancara kita berhasil maka haruslah kita mengetahui topik yang sedang dibicarakan dan buatlah pertanyaan tentang bagian yang tidak jelas yang termasuk dalam kategori topik yang dibahas.
Menyajikan hasil wawancara dapat berupa pertanyaan yang diselingi oleh jawaban dari narasumber. Untuk mempublikasikan hasil wawancara agar masyarakat mengetahui dan paham atas hasil wawancara, maka dari susunan pertanyaan tadi agar diubah dalam bentuk narasi.
Bentuk-bentuk wawancara ada 4:
1.      Factual News Interview
2.      Feature Personality Interview
3.      Wawancara melalui telepon
4.      Wawancara Langsung atau Tatap muka


 
DAFTAR PUSTAKA
Sumadiria, Haris, 2017, Jurnalistik Indonesia, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Zaenuddin, 2011, The Journalist, Bandung: Remaja Rosdakarya
  

[1] Sumadiria, Haris, 2017, Jurnalistik Indonesia, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, Hlm. 103

[2] Ibid, Hlm. 106
[3] Zaenuddin, 2011, The Journalist, Bandung: Remaja Rosdakarya, Hlm.104

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang sopan dan jangan buang waktu untuk melakukan spam. Terima kasih.