Halaman

Sabtu, 30 November 2019

Tradisi Kunjungan Dan Sedekah Bumi Desa Suranenggala

Oleh: Sri Hartini (1608101103)
Tanggal 23/11/2019 Setiap akan musim hujan “musim rendeng” tiba, di Cirebon khususnya 4 desa yaitu; Desa suranenggala, Desa Suranenggala Lor, Desa Suranenggala Kidul, Desa Suranenggala Kulon mengadakan acara kunjungan yang berpusat di makam Buyut Ki Pati Waringin dan pagelaran wayang di setiap desanya. Tradisi ini dilakukan setahun sekali. Menurut nara sumber yang kami wawancarai  bapak sujana (75thun) selaku juru kunci Buyut Ki Pati Waringin. tujuan dilakukannya kunjungan/sedekah bumi karena segala sesuatu yang kita lakukan seperti Buang hajat, makan, tidur itu di bumi maka selayaknya kita harus turut bersyukur, dan juga mengharap agar selalu di beri kesehatan anak cucunya. Setelah itu akan diadakan Istighosah  bersama “ngarwak”(menurut bahasa cirebon). Adapun hal-hal yangdilakukan di acara tradisi  ini antara lain;
1.      Gamelan
Gamelan ini bertujuan untuk menyambut kedatangan tamu. Setiap tamu yang datang, gamelan akan dimainkan. Gamelan ini diambil dari kisah seorang waliAllah yaitu sunan kali jaga, ketika menyebarkan ajaran islam unutk menarik masyarakat agar masuk pada agama islam.
2.      Istighosah
Istighosah bersama. Dari ke empat rombongan aparat desa masuk dalam pendopo dipimpin oleh juru kunci kebetulan yang menjadi juru kunci bapak sujana.
3.      Nasi tenong
Nasi tenong merupakan hidangan yang dimakan bersama pemerintah desa dan masyarakat. Nasi tenong juga bisa dikatakan nasi  komplit karena dengan berbagai macam lauk (bekakak ayam, ikan asin, telor asin, tahu, tempe, cemplung).  Nasi tenong ini selalu jadi icon berebut dalam adat desa NGUNJUNG.  Nasi tenong bertujuan untuk memenuhi hajat dari setiap orang yang memilki hajat. Nasi tenong biasanya berisi , nasi dalam panjang, lauk pauk, dan buah-buahan. Pada umunya buah pisang.
4.      Curak/tawur
Curak/tawur bertujuan nadzar dari orang yang memilki hajat disamping itu juga mereka beranggapan curak itu bisa menolak bala dan juga curak/tawur merupakan salah satu tradisi peduli pada sesama sedekah, yang berharap semoga rizki yang di dapat membawa berkah.
5.      Pagelaran Wayang
Pagelaran wayang dilakukan sebagai tradisi tahunan yang bertujuan untuk hiburan tamu undangan.  Disamping itu juga ada makna dalam pemeranan wayang kulit. Contohnya jika siang hari maka lakon yang harus di mainkan dengan lakon “bumi lokal” karena pada zaman dulu ketika akan musim tandur, petruk, gareng, semar itu mencari bibit-bibit (padi, labuh, dsb) yang akan di tanam maka lakon yang harus di mainkan bumi lokal.
Acara ini dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu akan musim hujan dan akan musim panen padi yaitu biasa disebut “mapag Sri”. Dengan adanya tradisi kunjungan ini masyarakat berharap bahwa disamping hasil bumi yang mereka tanam dapat di panen dengan melimpah juga selalu menjaga tradisi nenek moyang yang sedari dulu tradisi ini dijalankan, karena zaman milineal ini sangat berpengaruh terhadap adat dan tradisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang sopan dan jangan buang waktu untuk melakukan spam. Terima kasih.