Oleh:
Luthfi Fairuzah (1608101099)
Majalengka
– Daya tarik kawasan terasering pertanian bawang daun di wilayah Panyaweuyan
Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka tidak habis untuk dikupas. Bahkan,
pemerintah kabupaten (pemkab) Majalengka berencana untuk mengusulkannya sebagai
warisan pertanian dan pangan kelas nasional maupun global ke Food AD
Agriculture Organizations (FAO).
FAO
adalah salah satu organisasi yang berada di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
yang berkewenangan mengurus bebrbagai hal yang berhubungan dengan pangan di
dunia dan hasil-hasil pertanian. Pada tahun 2003, FAO meluncurkan program Globally Important Africulture Heritage
System (GIAHS) atau warisan sistem pertanian dan pangan global.
Salah
satu upaya untuk mengusulakn hal ini, adalah dengan melakukan seminar kajian
strategis dan kajian akademis yang diikuti oleh stakeholder di bidang pertanian
dan pangan, dengan menghadirkan sejumlah narasumber akademisi dan praktisi
pertanian pangan.
Wakil
Bupati Majalengka Tarsono D. Mardiana mengatakan akan mengajukan kawasan
Terasering Panyaweuyan, Kecamatan Argapura ke FAO karena memiliki landscape
yang sangat eksotik dengan bentangan pegunungan kaki gunung Ciremai.
“Panyaweuyan
memiliki potensi lahan budidaya hortikultura dengan sistem pengelolaan lahan
pertanian terasering yang unik,” ujarnya.
Dia
mengatakan lahan terasering Panyaweuyan dimungkinkan tetap terjaga ekosistem
lahan pertaniannya dan tidak pernah terjadi bencana longsor walaupun dengan
kemiringan pegunungan yang tajam.
Sehingga
pihaknya akan berupaya mengusulkan mendaftarkan kawasan tersebut sebagai objek
GIAHS atau setidaknya pada taraf nasional dengan kriteria program National Important Agriculture Heritage
System (NIAHS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang sopan dan jangan buang waktu untuk melakukan spam. Terima kasih.